Sabtu, 04 Juni 2016

SUKU DI INDONESIA – Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi satu jua. Perbedaan adalah pemersatu negeri ini. Inilah Indonesia. Negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
Bukan hanya kaya akan wisata, kuliner, tradisi, tetapi juga kaya akan suku bangsa. Dan setiap suku yang ada ini mempunyai sejarah yang panjang. Di dalam pembahasan ini juga sudah kita usahakan supaya informasinya bisa mendalam dan menarik.
Ada ratusan suku bangsa di Indonesia. Daftar di bawah ini hanya sebagiannya saja, mewakili dari masing-masing provinsi yang ada di Indonesia.

1. Suku Aceh Dari Aceh
Suku yang mendiami Provinsi Aceh yaitu Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai, Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue, dan Pulau.
Adapun Suku Aceh pada masa pra-modern hidup secara matrilokal dan komunal. Mereka tinggal di pemukiman yang disebut gampong.
Persekutuan dari gampong-gampong membentuk mukim. Masa keemasan budaya Aceh dimulai pada abad ke-16, seiring kejayaan kerajaan Islam Aceh Darussalam, dan kemudian mencapai puncaknya pada abad ke-17.
Orang Aceh pada umumnya dikenal sebagai pemegang teguh ajaran agama Islam, dan juga sebagai pejuang militan dalam melawan penaklukan kolonial Portugis dan Belanda.


2. Suku Batak dari Sumatra Utara
Suku yang ada di provinsi Sumatra Utara yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya.

Adapun Suku Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Utara.
Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.



3. Suku Minangkabau dari Sumatra Barat
Suku yang tinggal di Provinsi Sumatra Barat adalah Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci. Adapun Suku Minangkabau atau disingkat Minang menganut sistem kekerabatan matrilineal, dan identik dengan agama Islam.
Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat Kota Padang. Namun, mereka biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri


4. Suku Akit dari Riau
Suku yang ada di Provinsi Riau yaitu Suku anak dalam, Melayu, Akit, Talang Mamak, Hutan, Sakai, Laut, Bunoi. Adapun Suku Akit merupakan suku asli yang mendiami wilayah Pulau Rupat tepatnya di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis.
Suku ini telah lama mendiami pulau ini sebelum suku-suku lainnya menjadikan pulau ini sebagai tempat tinggal.


5. Suku Kerinci dari Jambi
Suku yang terdapat di Provinsi Jambi yaitu Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau. Adapun Suku Kerinci, namanya berasal dari bahasa Tamil, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian di atas 1800 m yang mekarnya satu kali selama dua belas tahun.
Oleh karena itu Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan. Dapat dipastikan bahwa hubungan Kerinci dengan India telah terjalin sejak lama dan nama Kerinci sendiri diberikan oleh pedagang India Tamil.


6. Suku Musi dari Sumatra Selatan
Suku yang mendiami Provinsi Sumatra Selatan yaitu Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau.
Adapun Suku Musi yang dikenal pula dengan Suku Sekayu merupakan merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang berasal dan bermukim di sepanjang tepian Sungai Musi.


7. Suku Melayu dari Bangka Belitung
Suku yang menghuni Provinsi Bangka Belitung yaitu Melayu, Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores, Maluku, Manado. Adapun Suku Melayu, namanya berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya.
Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatera, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Jadi orang Melayu Semenanjung berasal dari Sumatera.


8. Suku Serawai dari Bengkulu
Suku yang tinggal di Provinsi Bengkulu yaitu Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu, Suku Mukomuko, Suku Ketahun, Suku lembak, Suku Enggano, Suku Pasemah, Suku pendatang.
Adapun Suku Serawai, sebagian besar masyarakatnya berdiam di kabupaten Bengkulu Selatan, yakni di kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim.


9. Suku Lampung dari Lampung
Suku yang ada di Provinsi Lampung yaitu Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, Pasemah, Jawa, Sunda, Batak, Melayu, Lampung (Sebatin dan Pepadun).
Adapun Suku Lampung dulu merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan menguasai sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Lampung dan berjaya hingga abad ke-11.


10. Suku Betawi dari DKI Jakarta

Suku yang ada di Provinsi DKI Jakarta yaitu Betawi, Jawa, Sunda. Adapun Suku Betawi memiliki Boneka jumbo yang dikenal dengan nama ondel-ondel.
11. Suku Sunda dari Jawa Barat
Suku yang ada di Provinsi Jawa Barat yaitu Suku Sunda. Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia, setelah suku jawa. Suku Sunda yang terkenal dengan alat musik angklung ini juga memiliki alat musik unik bernama Karinding.


12. Suku Baduy dari Banten
Suku yang ada di Provinsi Banten yaitu Baduy, Sunda, dan Banten. Adapun Suku Baduy memiliki populasi sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy dalam.


13. Suku Samin dari Jawa Tengah
 
Suku yang ada di Provinsi Jawa Tengah yaitu Jawa, Karimun, dan Samin. Adapun Suku Samin merupakan masyarakat keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, yang mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan.
Kelompok Samin lebih suka disebut wong sikep, karena kata samin bagi mereka mengandung makna negatif.


14. Suku Jawa dari D.I Yogyakarta
Suku yang mendiami Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Suku Jawa. Tidak hanya di Yogyakarta, suku Jawa yang merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia juga berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ada pula Suku Jawa yang berada di negara Suriname, Amerika Selatan karena pada masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja dan kini suku Jawa di sana dikenal sebagai Jawa Suriname.


15. Suku Madura dari Jawa Timur
Suku yang menghuni Provinsi Jawa Timur yaitu Jawa, Madura, Tengger, dan Osing. Adapun Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20.179.356 juta jiwa (sensus 2014).


16. Suku Bali Aga dari Bali
Suku yang menghuni provinsi Bali yaitu Bali Aga, dan Bali Majapahit. Adapun Suku Bali Ada salah satu subsuku bangsa Bali yang menganggap mereka sebagai penduduk bali yang asli.


17. Suku Sasak dari Nusa Tenggara Barat
Suku yang tinggal di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Bali, Sasak,  Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba. Adapun Suku Sasak, kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam Kitab Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok. Yakni Lombok Sasak Mirah Adhi. Dalam tradisi lisan warga setempat kata sasak dipercaya berasal dari kata “sa’-saq” yang artinya yang satu. Kemudian Lombok berasal dari kata Lomboq yang artinya lurus. Maka jika digabung kata Sa’ Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus.


18. Suku Bima dari Nusa Tenggara Timur
Suku yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores. Adapun Suku Bima telah mendiami Kabupaten Bima dan Koa Bima sejak kerajaan Majapahit. Suku ini memiliki cadar khas dari sarung yang dinamai rimpu. 


19. Suku Dayak dari Kalimantan Barat
Dayak adalah salah satu suku yang berada di Kalimantan. Selain Dayak, suku lain yang mendiami Provinsi Kalimantan Barat yaitu Dayak, Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke,  Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju.
Adapun Suku Dayak sebenarnya merujuk pada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan secara keseluruhan.


20. Suku Ot Danum dari Kalimantan Tengah
Suku yang tinggal di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Dayak, Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan, Taboyan, Bukumpai. Adapun Suku Ot Danum yang juga dikenal dengan SUku Dohoi, Malahoi, atau Uud Danum/Uut Danum adalah kelompok etnis yang menghuni wilayah Pegunungan Schwaner.



21. Suku Banjar dari Kalimantan Selatan
Suku yang menghuni Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Ngaju, Laut, Maanyan, Bakumpai, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak. Adapaun Suku Banjar berjumlah sekitar 4,1 juta jiwa. Sebanyak kurang lebih 2,7 juta orang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan dengan hampir separuh orang Banjar lainnya berada di perantauan.


22. Suku Tidung dari Kalimantan Timur
Suku yang tinggal di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Ngaju, Otdanum,  Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis, Abal, Bulungan, Tidung, Kenyah, Berusau. Adapun Suku Tidung, semula memiliki kerajaan yang disebut Kerajaan Tidung. Tetapi kini kerajaan Tidung telah runtuh akibat politik adu domba penjajah Belanda.


23. Suku Bulungan dari Kalimantan Utara
Suku yang menghuni Provinsi Kalimantan Utara yaitu Bugis, Suku Jawa,  Suku Banjar, Suku Tidung, Suku Dayak, Suku Bulungan, Suku Suluk. Adapun Suku Bulungan pada zaman dahulu merupakan Kesultanan Bulungan yan kini telah tiada akibat tragedi Bultiken, yaitu peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh tentara Indonesia yang dipimpin oleh Letnan B.Simatupang, atas perintah Pangdam IX Mulawarman saat itu yaitu Brigadir Jendral Suhario terhadap para petinggi dan keluarga kerajaan Kesultanan Bulungan, serta aksi pembakaran istana Bulungan dan penjarahan serta perampasan harta benda milik Kesultanan Bulungan yang juga dilakukan oleh para tentara tersebut.


24. Suku Minahasa dari Sulawesi Utara

Suku yang mendiami Provinsi Sulawesi Utara yaitu Minahasa, Bolaang Mangondow, Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi. Adapun Suku Minahasa merupakan suku bangsa terbesar di provinsi Sulawesi Utara.


25. Suku Toraja dari Sulawesi Barat 

Suku yang terdapat di Provinsi Sulawesi Barat yaitu Mandar, Toraja, Bugis, Jawa, Makassar. Adapun Suku Toraja tidak hanya banyak tinggal di Sulawesi Barat, tetapi juga Sulawesi Selatan. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”.


26. Suku Mori dari Sulawesi Tengah

Suku yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar. Adapun Suku Mori, wilayah otoritasnya meliputi Kabupaten Morowali bagian utara. Salah satu tokoh Mori yang terkenal adalah Raja Mori yang bernama Marunduh, ia terkenal dengan semboyan “Metumbah allo komba aku monsuka”.


27. Suku Buton dari Sulawesi Tenggara
Suku yang menghuni Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, Moronene, Wononii, Kulisu, Laki, dan Bugis. Adapun Suku Buton adalah masyarakat yang mendiami wilayah kekuasaan Kesultanan Buton. Daerah-daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara.


28. Suku Bugis dari Sulawesi Selatan
Suku yang tinggal di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makassar. Adapun Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis.


29. Suku Gorontalo dari Gorontalo
Suku yang mendiami Provinsi Gorontalo yaitu Gorontalo, Atinggola, Suwawa, Manado, Polahi. Adapun Suku Gorontalo atau Hulondalo adalah penduduk asli provinsi Gorontalo di bagian utara pulau Sulawesi.

30. Suku Buru dari Maluku

Suku yang menghuni Provinsi Maluku yaitu Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon, Rana, Alifru, Furu-furu. Adapun Suku Buru, kelompok etnis ini  kebanyakan tinggal di pulau Buru. Mereka juga menyebut diri gebfuka atau gebemliar yang secara harfiah berarti “orang dunia” atau “orang tanah”.


31. Suku Togutil dari Maluku Utara
Suku yang tinggal di Provinsi Maluku Utara yaitu Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat, Kao, Buli, Patani. Adapun Suku Togutil (atau dikenal juga sebagai Suku Tobelo Dalam) adalah kelompok/komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli yang termasuk dalam Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Orang Togutil sendiri tak ingin disebut “Togutil” karena Togutil bermakna konotatif yang artinya “terbelakang”.


32. Suku Dani dari Papua Barat
Suku yang ada di Provinsi Papua Barat yaitu Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentan. Adapun Suku Dani dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat/perkakas yang seperti kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat.


33. Suku Asmat dari Papua
Suku yang mendiami Provinsi Papua yaitu Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati. Adapun Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik.
Populasi Suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual.
Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Kumpulan Budaya Indonesia- Designed by Muhammad Rizaldi -